Bismillahirrahmanirrahim

"Dengan Nama Allah yang Maha Pemurah Lagi Maha Mengasihani" - Surah Al-fatihah : ayat 1

Pencari Jiwa-jiwa Muda

"Andai Islam seperti sebuah bangunan usang yang hampir rebah, maka akan ku berjalan ke seluruh dunia mencari jiwa2 muda. Aku tidak ingin mengutip dengan ramai bilangan mereka, tapi aku inginkan hati-hati yang ikhlas untuk membantuku dan bersama membina kembali bangunan usang itu menjadi sebuah banggunan tersergam indah.."- Imam Hassan Al Banna

Generasi Awal Sek Tahfiz Al-Islah

"Sesungguhnya aku amat meridui seorang pemuda/pemudi yang tidak tidur lena kerana memikirkan masalah ummah.." - Imam Hassan Al Banna

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Isnin, 27 Julai 2009

Ahad, 26 Julai 2009

Gambar-Gambar Kenangan Ketika Awal Penubuhan Sekolah Tahfiz Al-Islah(STAIL)











1. Generasi Pertama STAIL
2. Para pelajar sedang makan tengah hari
3. Para pelajar sedang belajar Iqra'
4. Para pelajar dilayan untuk mandi dan bersiap untuk sesi petang oleh saya sendiri




































Tazkirah 7

Orang cacat masuk Syurga

"Dengan cacat pincangku ini, aku bertekad merebut syurga...!"
Amru Ibnul Jamuh merupakan salah seorang tokoh penduduk Madinah dan salah seorang pemimpin Bani Salamah...
Anaknya Mu'adz bin Amru telah memeluk Islam lebih dahulu daripadanya malah termasuk kelompok 70 peserta bai'at 'Aqabah. Mu’adz bersama sahabatnya Mu'adz bin Jabal, Mu'adz bin Amr ini menyebarkan Agama Islam di kalangan penduduk Madinah dengan keberanian luar biasa. Menjadi kebiasaan bagi golongan bangsawan di Madinah, menyediakan di rumah masing~masing berhala-berhala besar seperti yang terdapat di tempat-tempat pemujaan umum yang dikunjungi oleh orang ramai. Maka sesuai dengan kedudukannya sebagai seorang bangsawan dan pemimpin Amru bin Jamuh juga mendirikan berhala di rumahnya yang dinamakan Manaf. Putranya, Mu'adz bin Amr bersama temannya Mu'adz bin Jabal telah bermufakat akan menjadikan berhala di rumah bapaknya itu sebagai permainan dan penghinaan. Pada waktu malam mereka menyelinap masuk ke dalam tempat pemujaan dan mengambil berhala itu dan membuangnya ke dalam lubang yang biasa digunakan manusia untuk membuang hajat.
Apabila datangnya waktu pagi Amru mendapati Manaf tidak berada di tempatnya yang biasa, maka dicarinyalah berhala itu dan akhirnya ditemukannya di tempat pembuangan hajat. Bukan main marahnya Amr, lalu berkata: "Celaka sungguh siapa yang telah melakukan perbuatan derhaka ini terhadap tuhan-tuhan kita malam tadi...?" Kemudian dicuci dan dibersihkannya berhala itu dan diberinya wangi-wangian.
Malam berikutnya, Mu'adz bin Amr dan Mu'adz bin Jabal memperlakukan berhala itu seperti malam sebelumnya. Demikianlah pula pada malam-malam selanjutnya. Dan akhirnya setelah merasa bosan, Amar mengambil pedangnya lalu menaruhnya di leher Manaf, sambil berkata: ''Jika kamu betul-betul dapat memberikan kebaikan, berusahalah untuk mempertahankan dirimu ... !''
Pagi-pagi keesokan harinya Amr tidak menemukan berhalanya di tempat biasa... tetapi ditemukannya di tempat pembuangan hajat, dan tidak sendirian, berhala itu terikat bersama bangkai seekar aniing dengan tali yang kuat. Dalam keadaan kehairanan dan kekecewaan serta marah. Tiba-tiba datangtah ke tempatnya itu beberapa orang hangsawan Madinah yang telah masuk Islam. Sambil menunjuk kepada berhala yang tidak berdaya dan terikat pada bangkai anjing itu, mereka mengajak beliau menggunakan akal dan berfikir mengenai Allah Yang Maha Agung lagi Maha Tinggi, yang tidak satupun menyamai-Nya. Begitulah juga tentang Muhammad saw, orang yang jujur dan terpercaya, yang muncul di arena kehidupan ini untuk memberi pertunjuk dan bukan untuk menyesatkan.
Maka dalam beberapa saat, Amr telah memahami akan kata-kata mereka tersebut dan tanpa berlengah beliau pun membersihkan dirinya dan merapikan dirinya untuk pergi berbaiat dengan nabi s.a.w.
Amr ibnul Jamuh telah menyerahkan hati dan hidupnya kepada Allah Rabbul-Alamin. Walaupun beliau sememangnya seorang yang dermawan sebelum memeluk Islam namun sifat dermawannya ini semakin bertambah setelah memeluk Islam sehingga seluruh harta kakayaannya diserahkannya untuk Agama dan sahabat-sahabatnya.
Beliau bukan sahaja seorang yang dermawan malah beliau juga seorang yang berani dan berjiwa pejuang. Dia tidak mahu kakinya yang tempang menjadi penghalang beliau untuk turut menyertai peperangan. Beliau telah berazam dan bersiap sedia dengan alat-alat kelengkapan perang untuk keluar berperang bersama Rasulullah dan anak-anaknya lelakinya yang seramai 4 orang di dalam peperangan Badar. Namun begitu anak-anaknya telah meminta agar Rasulullah menghalang ayah mereka daripada melaksanakan hasratnya itu kerana keuzuran dirinya itu. Permintaan anak-anaknya itu telah dipersetujui oleh Rasulullah kerana kecacatan dan keuzuran beliau.
Kemudian datang pula masa peperangan Uhud. Amr lalu pergi menemui Nabi saw, memohon kepadanya agar diizinkan turut serta, dengan katanya: "Ya Rasulallah, putra-putraku bermaksud hendak menghalangiku pergi bertempur bersama anda. Demi Allah, aku amat berharap kiranya dengan kepincanganku ini aku dapat merebut surga!''
Karena permintaannya yang amat sangat, Nabi saw memberinya keizinan untuk turut serta. Maka diambilnya alat-alat senjatanya, dan dengan hati yang diliputi oleh rasa puas dan gembira, ia berjalan berjingkat-jingkat. Dan dengan suara yang hiba ia memohon kepada Allah: "Ya Allah, berilah aku kesempatan untuk menemui syahid, dan janganlah aku dikembalikan kepada keluargaku!"
Dan kedua pasukan pun bertemulah pada hari Uhud itu. Amr ibnul Jamuh bersama keempat putranya maju ke depan menghunus pedangnya kepada tentera musyrikin tanpa rasa takut. Kerinduannya kepada syurga membara dan kerinduannya kepada syahid juga tidak pernah hilang dari hatinya.
Dan apa yang ditunggu-tunggunya itu pun tibalah, suatu pukulan pedang yang kuat telah menggugurkannya dan pulanglah dia kepangkuan tuhannya menuju ke syurga yang ia rindui.
Dan tatkala Kaum Muslimin memakamkan para syuhada mereka, Rasulullah saw mengeluarkan perintah:
"Perhatikan, tanamkanlah jasad Abdullah bin Amr bin Haram dan Amr ibnul Jamuh di makam yang satu, karena sepanjang hidup mereka adalah dua orang sahabat yang setia dan saling menyayangi!"
Kedua shahabat yang saling sayang menyayangi telah menemui syahid itu pun dikuburkan dalam satu makam, yakni dalam pangkuan tanah yang menyambut jasad mereka yang suci setelah menyaksikan kepahlawanan mereka yang luar biasa.

Khamis, 23 Julai 2009

Tazkirah 6

Pemegang Amanah Umat

Rasulullah saw pernah bersabda yang maksudnya, "Setiap umat mempunyai sumber kepercayaan, sumber kepercayaan umat ini adalah Abu Ubaidah bin Jarrah." Dari sosok tubuhnya yang tinggi, kurus tapi bersih, tampak disana tersimpan sifat-sifat mulia yang tidak dimiliki orang lain. Jujur, tawadu', pemalu itulah diantara sifat yang paling menonjol dari Abu 'Ubaidah bin Jarrah r.a. Muhammad bin Ja'far pernah bercerita, suatu ketika datang rombongan Nasrani Najran menemui Rasulullah saw. "Ya Abalqasim," kata utusan itu, "Datangkanlah utusanmu ke negeri kami untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang kami hadapi. Kami betul-betul ridha dan yakin terhadap kaum muslimin." Rasulullah menyanggupinya dan menjanjikan kepada mereka seraya berkata, "Esok hari aku akan mengutus bersama kalian seorang yang benar-benar dipercayai." Rasululah menyebut "amin" (terpercaya) sampai diulanginya tiga kali.Tak lama kemudian berita pun tersebar ditengah-tengah para sahabat ra. Masing-masing ingin ditunjuk oleh Rasulullah saw menjadi utusan.
Umar ra mengungkapkan, "Aku benar-benar mengharap agar aku ditunjuk Rasulullah saw untuk menduduki jabatan itu. Aku sengaja mengangkat kepalaku agar beliau bisa melihatku dan mengutusku untuk menduduki jabatan yang diamanatkannya. Rasul masih tetap mencari seseorang, sehingga beliau melihat Abu Ubaidah dan berkata, "Wahai Abu Ubaidah, pergilah engkau bersama-sama dengan penduduk Najran. Jalankan hukum-hukum dengan penuh kebenaran terhadap segala apa yang mereka perselisihkan." Itulah mulianya ahklak Abu Ubaidah bin Jarrah.
Beliau adalah seorang pemuda yang gagah berani yang sangat ditakuti oleh musuh-musuhnya dan sukar sekali untuk dikalahkan. Setiap kali musuh mendekatinya pasti lehernya dipenggal. Itulah keistimewaan sahabat ini, hasil tarbiyyah yang diperolehi daripada Rasulullah saw. Satu peristiwa yang amat menyayat hati ialah ketika mana beliau bertemu dengan ayahnya sendiri di dalam peperangan Badar. Ia dikejutkan oleh seorang lelaki yang mengasuhnya sejak kecil. Ayah kandungnya yang masih musyrik. Sebelum ini dia sudah berusaha agar tidak bertemu dengan ayahnya ditengah-tengah kancah peperangan.
Akhirnya, dengan keimanan yang menyala-nyala terjadilah perlawanan antara anak dengan ayah, yang berakhir dengan gugurnya ayah kandung di depan matanya sendiri.
Setelah peristiwa tersebut Allah menurunkan firmannya: "Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung." (QS Al Mujadilah: 22).
Menjelang wafatnya, Khalifah Umar pernah berkata, "Kalau Abu Ubaidah masih hidup maka aku akan menunjuknya sebagai khalifah penggantiku. Dan bila kelak Allah swt bertanya tentang apa sebabnya, maka aku akan menjawabnya, 'Aku memilih dia karena dia seorang pemegang amanat umat dan pemegang amanat Rasulullah.”

Isnin, 20 Julai 2009

Tazkirah 5

Abu Hurairah R.hu

Abu Hurairah, bermaksud bapak kucing kecil.Kenapa ia dikenali sebagai "Bapak Kucing"? Pada waktu jahiliyah namanya ialah Abdu Syams bin Shakhr Ad-Dausi, dan tatkala ia memeluk Islam, ia diberi nama oleh Rasulullah s.a.w dengan Abdurrahman. Ia sangat penyayang kepada binatang dan mempunyai seekor kucing, yang selalu diberinya makan, digendongnya, dibersihkannya dan diberinya tempat tinggal. Kucing itu selalu menyertainya seolah-olah bayang bayangnya. Inilah sebabnya ia diberi gelar "Bapak Kucing".
Abu Hurairah pernah berkata: "Aku dibesarkan dalam keadaan yatim, dan pergi berhijrah dalam keadaan miskin. Aku menerima upah sebagai pembantu kepada Busrah binti Ghazwan demi untuk mengisi perutku! Akulah yang melayani keluarga itu sekarang ini, aku telah berkahwin dengan putri Busrah, maka segala puji bagi Allah yang telah menjadikan Agama ini tiang penegak, dan menjadikan Abu Hurairah ikutan ummat.!" Jika dibandingkan umur Rasulullah dengan umurnya beliau lebih muda sekitar 30 tahun. Dia lahir di Daus, sebuah desa miskin di padang pasir Yaman. Hidup di tengah kabilah Azad, ia merupakan anak yatim sejak kecil, dan banyak membantu ibunya menjadi penggembala kambing.
Ia datang kepada Nabi saw pada tahun yang ke tujuh hijrah sewaktu beliau berada di Khaibar. Beliau memeluk Islam karena dorongan kecintaan dan kerinduan terhadap Rasulullah s.a.w. Dan semenjak ia bertemu dengan Nabi Saw; dan berbai'at dengannya, hampir-hampir ia tidak berpisah lagi daripadanya kecuali pada waktu tidur . Begitulah perjalanan hidup beliau selama empat tahun yang dilaluinya bersama Rasulullah s.a.w yakni sejak ia masuk Islam sampai wafatnya Nabi s.a.w.
Kemahirannya di dalam mengingati hadis Rasulullah s.a.w telah menyebabkan sebahagian sahabat merasa hairan sambil tertanya-tanya di dalam hati, dari mana datangnya hadis-hadis ini, bilakah Abu Hurairah mendengarya dan menghafaznya.
Abu Hurairah pun memberikan penjelasan untuk menghilangkan kecurigaan ini, dengan berkata "Tuan-tuan telah mengatakan bahwa Abu Hurairah banyak sekali mengeluarkan hadits dari Rasulullah saw dan tuan-tuan mengatakan bahawa orang-orang Muhajirin yang lebih dahulu memeluk Islam, tidak pun menceritakan hadits-hadits itu? Ketahuilah, bahwa sahabat-sahabatku orang-orang Muhajirin itu, sibuk dengan perdagangan mereka di pasar-pasar, sedang sahabat-sahabatku orang-orang Ansar sibuk degan tanah pertanian mereka. Sedang aku adalah seorang miskin, dan yang paling banyak menyertai majlis Rasulullah s.a.w. Aku hadir pada waktu orang lain tidak hadir dan aku boleh mengingati sesuatu hadis itu sedangkan mereka sering terlupa kerana mereka terlalu sibuk dengan perkerjaan lain.
Pada suatu hari Marwan bin Hakam ingin menguji kemampuan hafazan hadis daripada Abu Hurairah. Maka dipanggilnya Abu Hurairah dan dibawa untuk duduk bersamanya, lalu dimintanya untuk mengkhabarkan hadis-hadis daripada Rasulullah saw. Sementara itu disuruhnya penulisnya menuliskan apa yang diceritakan Abu Hurairah dari balik dinding. Sesudah berlalu satu tahun, dipanggilnya Abu Hurairah kembali dan dimintanya membacakan lagi hadis-hadis yang duhulunya telah ditulis pembantu Marwan. Ternyata tidak ada satu pun yang tersalah atau terlupa oleh Abu Hurairah walau satu perkataan.
Dan Imam Syafi'i mengemukakan pula pendapatnya tentang Abu Hurairah: "Beliau seorang yang paling banyak menghafal hadis di antara seluruh perawi Hadis." Sementara Imam Bukhari menyatakan pula: "Ada lapan ratus orang atau lebih dari shahabat tabi'in dan ahli ilmu yang meriwayatkan Hadits dari Abu Hurairah."
Demikianlah Abu Hurairah tak ubah bagai suatu perpustakaan besar menjadi rujukan umat Islam.
Abu Hurairah termasuk dikalangan ahli ibadat yang mendekatkan diri kepada Allah, selalu melakukan ibadat bersama isterinya dan anak-anaknya semalam-malaman secara bergilir-gilir bermula dengan beliau berjaga sambil solat sepertiga malam kemudian dilanjutkan oleh isterinya sepertiga malam dan sepertiganya lagi dimanfaatkan oleh puterinya. Dengan demikian, tak ada satu saat pun yang berlalu setiap malam di rumah Abu Hurairah, melainkan berlangsung di sana ibadat, zikir dan solat.
Pengajaran
1. Ketaqwaan seseorang bukanlah dikira daripada lamanya seseorang menganut Islam tetapi dikira dari segi ketaqwaannya kepada Allah s.w.t
2. Menuntut ilmu merupakan satu ibadah yang amat dituntut di dalam Islam
3. Majlis ilmu pada bulan Ramadhan mempunyai kelebihannya yang tersendiri sebagaimana disebutkan dalam satu hadis Rasulullah s.a.w.
4. Hidupkan rumah tangga kita dengan amalan qiamulail sebagaimana yang dilakukan oleh Abu Hurairah R.hu

Ahad, 19 Julai 2009

Generasi Pertama STAIL (Tahun 2000)

Mudah-mudahan anak-anak didikku ini tidak melupakan daku dalam doa mereka.

Tazkirah 4

Abu Dzar Seorang Yang Alim

Abu Dzar al-Ghifari merupakan seorang sahabat Nabi s.a.w yang terkenal dengan perbendaharaan ilmu pengetahuannya dan kesolehannya. Ali R.hu pernah berkata "Abu Dzar ialah penyimpan pelbagai jenis ilmu pengetahuan yang tidak dapat diperoleh dari orang lain."
Ketika dia mulai mendengar khabar tentang kerasulan Nabi SAW, dia telah mengutus saudara lelakinya menyelidiki lebih lanjut mengenai orang yang mengaku menerima berita dari langit. Setelah puas menyelidiki, saudaranya pun melaporkan kepada Abu Dzar bahwa Nabi Muhammad s.a.w itu seorang yang sopan santun dan baik budi pekertinya. Ayat-ayat yang dibacakan kepada manusia bukannya puisi dan bukan pula kata-kata ahli syair.
Laporan yang disampaikan itu masih belum memuaskan hati Abu Dzar. Dia sendiri keluar untuk mencari kenyataan. Setibanya di Makkah, dia terus ke Baitul Haram. Pada waktu itu dia tidak kenal Nabi s.a.w, dan melihat keadaan pada waktu itu dia merasa takut hendak bertanya mengenai Nabi s.a.w. Ketika menjelang waktu malam, dia dilihat oleh Saidina Ali RA. Oleh karena beliau seorang musafir, Ali terpaksa membawa Abu Dzar ke rumahnya dan melayani Abu Dzar sebaik-baiknya sebagai tetamu. Ali tidak bertanya apapun dan Abu Dzar tidak pula memberitahu Ali tentang maksud kedatangannya ke Makkah. Pada keesokkan harinya, Abu Dzar pergi sekali lagi ke Baitul Haram untuk mengetahui siapa dia Muhammad. Sekali lagi Abu Dzar gagal menemui Nabi karena pada waktu itu orang-orang Islam sedang diganggu hebat oleh orang-orang kafir musyrikin. Pada malam yang keduanya, Ali membawa Abu Dzar ke rumahnya.
Pada malam itu Ali bertanya: "Saudara, apakah sebabnya saudara datang ke kota ini?"
Sebelum menjawab Abu Dzar meminta Ali berjanji untuk berkata benar. Kemudian dia pun bertanya kepada Ali tentang Nabi s.a.w. Ali berkata: "Sesungguhnya dialah pesuruh Allah. Esok engkau ikut aku dan aku akan membawamu menemuinya. Tetapi kita harus berwaspada, bencana yang buruk akan menimpa kamu kalau hubungan kita diketahui orang. Esok ketika kita berjalan, kalau aku dapati bahaya mengancam kita, aku akan berpisah agak jauh sedikit dari kamu dan berpura-pura membetulkan kasut aku, tetapi engkau teruslah berjalan supaya orang tidak curiga hubungan kita."
Pada keesokkan harinya, Ali pun membawa Abu Dzar bertemu dengan Nabi s.a.w. Tanpa banyak persoalan, dia terus memeluk agama Islam. Karena takut dia diapa-apakan oleh musuh, Nabi s.a.w menasihatkannya supaya segera pulang dan jangan mengkhabarkan keislamannya di khalayak ramai. Tetapi Abu Dzar menjawab dengan berani: "Ya Rasullulah, aku bersumpah dengan nama Allah yang jiwaku di dalam tanganNya, bahwa aku akan mengucap dua kalimah syahadah di hadapan kafir-kafir musyrikin itu."
Janjinya kepada Rasulullah SAW ditepatinya. Selepas ia meninggalkan baginda, dia mengorak langkah kakinya ke Baitul Haram di hadapan kaum musyrikin dan dengan suara lantang dia mengucapkan dua kalimah syahadah.
"Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu pesuruh Allah."
Tatkala mendengar ucapan Abu Dzar itu, orang-orang kafir pun menyerbunya lalu memukulnya. Kalau tidak karena Abbas, bapa saudara Rasululah s.a.w yang ketika itu belum Islam, tentulah Abu Dzar menemui ajalnya di situ.
Kata Abbas kepada orang-orang kafir musyrikin yang menyerang Abu Dzar: "Tahukah kamu siapa orang ini? Dia adalah turunan Al Ghifar. Khafilah-khafilah kita yang berulang alik ke Syam terpaksa melalui perkampungan mereka. Kalaulah ia dibunuh, sudah tentu mereka menghalangi perniagaan kita ke Syam."
Pada hari berikutnya, Abu Dzar sekali lagi mengucapkan dua kalimah syahadah di hadapan orang-orang kafir Quraisy dan pada kali ini juga ia telah diselamatkan oleh Abbas.
Pengajaran
1. Keberanian Abu Dzar ini sepatutnya menjadi contoh kepada umat Islam dewasa ini dalam rangka usaha mereka menjalankan dakwah Islamiyah. Kekejaman, penganiyaan serta penindasan tidak sepatutnya melemahkan semangat perjuangan Islam
2. Kedatangan Ramadhan ini yang dikenali sebagai bulan latihan untuk membiasakan diri merasai kelaparan. Kelaparan adalah satu dugaan dan ujian yang tidak disukai oleh nafsu manusia sebab itu Allah berfirman yang bermaksud:
Dan kami menguji kamu dengan dengan perasaan takut dan lapar…. (Al-Baqarah: 155)

Selasa, 14 Julai 2009

Tazkirah 3

Abdurrahman Bin 'Auf - Saudagar yang Dijamin Surga
Abdurahman bin 'Auf. Adalah seorang saudagar yang berjaya Beliau telah memeluk Islam sejak daripada awal Islam ketika ramai manusia masih kufur dengan Allah dan Rasulnya. Abdurrahman adalah orang yang kelapan memeluk Islam
Sifat kedermawannya boleh kita hayati bersama agar kita juga menjadi insan yang tidak kedekut malah mempunyai semangat untuk membantu agama Allah. Satu hari telah sampai 700 kenderaan yang sarat dengan muatan dan telah memenuhi jalan-jalan kota Madinah. Ramai orang saling memanggil dan menghimbau menyaksikan kesibukan ini serta turut bergembira dan bersukacita dengan datangnya harta dan rizqi yang dibawa kafilah itu.
Ummul Mu'minin Aisyah ra demi mendengar suara hiruk pikuk itu ia bertanya, "Apakah yang telah terjadi di kota Madinah?" Lalu diberitahu bahawa keriuhan itu adalah kerana kafilah Abdurrahman bin 'Auf yang baru sampai dari Syam membawa barang-barang dagangannya.
Kemudian Aisyah r.ha pun berkata "Ingat, aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda, 'Kulihat Abdurrahman bin 'Auf masuk syurga dengan perlahan-lahan!'"
Kemudian Abdurrahman telah menuju ke rumah Aisyah r.ha kerana mendengar khabar bahawa Aisyah telah mengatakan suatu hadis mengenai beliau seraya berkata kepadanya, "Anda telah mengingatkanku suatu Hadis yang tak pernah kulupakannya." Kemudian ulasnya lagi, "Dengan ini aku mengharap agar anda menjadi saksi, bahwa kafilah ini dengan semua muatannya serta kenderaannya, kupersembahkan di jalan Allah 'azza wajalla!" Dan dibagikannyalah seluruh muatan 700 kendaraan itu kepada semua penduduk Madinah dan sekitarnya sebagai perbuatan baik yang sangat besar.
Dan semenjak keislamannya sampai menemui Tuhannya dalam umur 75 tahun, ia menjadi teladan yang cemerlang sebagai seorang mu'min yang besar. Hal ini menyebabkan Nabi saw memasukkannya dalam sepuluh orang yang telah diberi kabar gembira sebagai ahli surga.
Ibnu 'Auf adalah seorang pemimpin yang mengendalikan hartanya, dan bukan seorang yang dikendalikan oleh hartanya.
Pada suatu hari dihidangkan kepadanya makanan untuk berbuka, karena waktu itu ia sedang berpuasa. Apabila beliau melihat pada hidangan tersebut, timbul selera makannya, tetapi iapun menangis sambil mengeluh, Mus’ab bin Umair telah gugur sebagai syahid, ia seorang yang jauh lebih baik daripadaku, ia hanya mendapat kafan sehelai burdah. Jika ditutup kepalanya maka kelihatan kakinya, dan jika ditutup kedua kakinya terbuka kepalanya! Demikian pula Hamzah yang jauh lebih baik daripadaku, ia pun gugur sebagai syahid, dan pada saat akan dikuburkan hanya terdapat baginya sehelai selendang. Telah dihamparkan bagi kami dunia seluas-luasnya, dan telah diberikan pula kepada kami hasil sebanyak-banyaknya. Sungguh kami khawatir kalau-kalau telah didahulukan pahala kebaikan kami!"
Ketika ruhnya hampir dibawa pergi, air matanya meleleh sedang lidahnya bergerak-gerak mengucapkan kata-kata, "Sesungguhnya aku khawatir dipisahkan dari sahabat-sahabatku karena kekayaanku yang melimpah ruah!"
Pengajaran
1. Memiliki kekayaan bukanlah satu kesalahan tetapi yang salahnya ialah apabila kekayaan itu berada dihati sehingga timbul rasa cinta yang tidak bertepi terhadap kekayaan dan akhirnya timbullah perasaan kedekut dan bakhil. Biarlah kekayaan berada di tangan untuk mudah memberi demi mencari redha ilahi
2. Sempena bulan Ramadhan yang amalan sunat diberi pahala amalan fardhu dan amalan fardhu diganda kepada 70 kali ganda, marilah kita merebut peluang bersedekah dibulan ini kerana Rasulullah telah bersabda:
3. Insafilah diri betapa susahnya Rasulullah s.a.w berdakwah dan berjuang demi agama tercinta sehingga tidak pernah merasai kekenyangan.
4. Berbukalah dengan rezeki yang halal dan baik serta janganlah membazir sekali pun kita orang yang kaya.

Gambar Lawatan Ke Kemboja





Bergambar bersama para pelajar salah sebuah sekolah agama di sana.

Isnin, 13 Julai 2009

Tazkirah 2

KISAH PEMUDA BERIBU-BAPAKAN BABI
Nabi Musa adalah satu-satunya Nabi yang boleh bercakap terus dengan Allah S.W.T Setiap kali dia hendak bermunajat, Nabi Musa akan naik ke Bukit Tursina. Di atas bukit itulah dia akan bercakap dengan Allah.Nabi Musa sering bertanya dan Allah akan menjawab pada waktu itu juga. Inilah kelebihannya yang tidak ada pada nabi-nabi lain.
Suatu hari Nabi Musa telah bertanya kepada Allah. "Ya Allah, siapakah orang di syurga nanti yang akan berjiran dengan aku?".
Allah pun menjawab dengan mengatakan nama orang itu, kampung serta tempat tinggalnya. Setelah mendapat jawapan, Nabi Musa turun dari Bukit Tursina dan terus berjalan mengikut tempat yang diberitahu. Setelah beberapa hari di dalam perjalanan akhirnya sampai juga Nabi Musa ke tempat berkenaan.
Dengan pertolongan beberapa orang penduduk di situ, beliau berjaya bertemu dengan orang tersebut. Setelah memberi salam beliau dipersilakan masuk dan duduk di ruang tamu.
Tuan rumah itu tidak melayan Nabi Musa. Dia masuk ke dalam bilik dan melakukan sesuatu di dalam. Sebentar kemudian dia keluar sambil membawa seekor babi betina yang besar. Babi itu didukungnya dengan cermat. Nabi Musa terkejut melihatnya. "Apa hal ini?, kata Nabi Musa berbisik dalam hatinya penuh kehairanan.
Babi itu dibersihkan dan dimandikan dengan baik. Setelah itu babi itu dilap sampai kering serta dipeluk cium kemudian dihantar semula ke dalam bilik. Tidak lama kemudian dia keluar sekali lagi dengan membawa pula seekor babi jantan yang lebih besar. Babi itu juga dimandikan dan dibersihkan. Kemudian dilap hingga kering dan dipeluk serta cium dengan penuh kasih sayang. Babi itu kemudiannya dihantar semula ke bilik.
Selesai kerjanya barulah dia melayan Nabi Musa. "Wahai saudara! Apa agama kamu?". "Aku agama Tauhid", jawab pemuda itu iaitu agama Islam. "Habis, mengapa kamu membela babi? Kita tidak boleh berbuat begitu." Kata Nabi Musa.
"Wahai tuan hamba", kata pemuda itu. "Sebenarnya kedua babi itu adalah ibu bapa kandungku. Oleh kerana mereka telah melakukan dosa yang besar, Allah telah menukarkan rupa mereka menjadi babi yang hodoh rupanya. Soal dosa mereka dengan Allah itu soal lain. Itu urusannya dengan Allah. Aku sebagai anaknya tetap melaksanakan kewajipanku sebagai anak. Hari-hari aku berbakti kepada kedua ibubapaku sepertimana yang tuan hamba lihat tadi. Walaupun rupa mereka sudah menajdi babi, aku tetap melaksanakan tugasku.", sambungnya.
"Setiap hari aku berdoa kepada Allah agar mereka diampunkan. Aku bermohon supaya Allah menukarkan wajah mereka menjadi manusia yang sebenar, tetapi Allah masih belum memakbulkan lagi.", tambah pemuda itu lagi.
Maka ketika itu juga Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa a.s. 'Wahai Musa, inilah orang yang akan berjiran dengan kamu di Syurga nanti, hasil baktinya yang sangat tinggi kepasa kedua ibubapanya. Ibubapanya yang sudah buruk dengan rupa babi pun dia berbakti juga. Oleh itu Kami naikkan maqamnya sebagai anak soleh disisi Kami."
Allah juga berfirman lagi yang bermaksud : "Oleh kerana dia telah berada di maqam anak yang soleh disisi Kami, maka Kami angkat doanya. Tempat kedua ibubapanya yang Kami sediakan di dalam neraka telah Kami pindahkan ke dalam syurga."
Itulah berkat anak yang soleh. Doa anak yang soleh dapat menebus dosa ibubapa yang akan masuk ke dalam neraka pindah ke syurga.

Ahad, 12 Julai 2009

Tazkirah 1
AL-QUR'AN SEBAGAI PEMBELA DI HARI AKHIRAT
Firman Allah : شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآن هدى للناس وبينات من الهدى والفرقان
Abu Umamah r.a. berkata : "Rasulullah S.A.W telah menganjurkan supaya kami semua mempelajari Al-Qur'an, setelah itu Rasulullah S.A.W memberitahu tentang kelebihan Al-Qur'an."
Telah bersabda Rasulullah S.A.W : Belajarlah kamu akan Al-Qur'an, di akhirat nanti dia akan datang kepada ahli-ahlinya, yang mana di kala itu orang sangat memerlukannya."
Ia akan datang dalam bentuk seindah-indahnya dan ia bertanya, " Kenalkah kamu kepadaku?" Maka orang yang pernah membaca akan menjawab : "Siapakah kamu?"
Maka berkata Al-Qur'an : "Akulah yang kamu cintai dan kamu sanjung, dan juga telah bangun malam untukku dan kamu juga pernah membacaku di waktu siang hari."
Kemudian berkata orang yang pernah membaca Al-Qur'an itu : "Adakah kamu Al-Qur'an?" Lalu Al-Qur'an mengakui dan menuntun orang yang pernah membaca mengadap Allah S.W.T. Lalu orang itu diberi kerajaan di tangan kanan dan kekal di tangan kirinya, kemudian dia meletakkan mahkota di atas kepalanya.
Pada kedua ayanh dan ibunya pula yang muslim diberi perhiasan yang tidak dapat ditukar dengan dunia walau berlipat ganda, sehingga keduanya bertanya : "Dari manakah kami memperolehi ini semua, pada hal amal kami tidak sampai ini?"
Lalu dijawab : "Kamu diberi ini semua kerana anak kamu telah mempelajari Al-Qur'an."
Pengajaran
1. Sempena bulan Ramdhan yang dikenali sebagai bulan Al-Quran marilah kita bersama-sama keluarga meningkatkan lagi usaha membaca dan menghayati Al-Quran
2. Kesusahan ibu bapa menghantar anak-anak mempelajari Al-Quran lebih bernilai daripada kesusahan menghantar anak-anak mempelajari ilmu yang lain. Dahulukan pengajian Al-Quran daripada segalanya
3. Al-Quran adalah sumber ilmu, hidayah dan penerangan kepada seluruh manusia dan alam ini.

Jadual Ustaz Ahmad Fahmi Bulan Julai 2009

12/7/09 : Kuliah Subuh Masjid Permatang Janggus, Pmtg Pauh
Kuliah Maghrib Masjid Seberang Jaya
Kelas Al-Quran Utk Dewasa di Pejabat Urusan STAIL&SMART

13/7/09 : Kuliah Maghrib Masjid Sg. Ara

14/7/09 : Kuliah Maghrib Kuaters Guru Kepala Batas

15/7/09 : Kuliah Maghrib Kuaters Polis Farlim

17/7/09 : Ceramah Pemantapan Rohani Thn 6 Sekolah Rendah Khir Johari
Khutbah Jumaat Masjid Kg Tok Bedu
18/7/09 : Kuliah Subuh Kg.Tok Bedu
Ceramah Peranan Ibu Bapa di MRSM Kepala Batas
19/7/09 : Ceramah Isra' Mikraj Masjid Labu Besar Kulim Kedah
Kuliah Maghrib Mengkuang Titi
Kelas Al-Quran Dewasa
20/7/09 : Kuliah Maghrib Masjid Sg.Ular